Dalam sepuluh tahun terakhir, kita telah menyaksikan percepatan luar biasa dalam transformasi digital yang menyentuh hampir setiap aspek kehidupan—mulai dari pemerintahan, dunia pendidikan, sektor industri, hingga layanan publik. Berbagai institusi terus berinovasi dengan mengintegrasikan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan kualitas pelayanan. Namun, di tengah kemajuan ini, ada satu tantangan krusial yang tidak boleh luput dari perhatian: keamanan siber.

Melihat urgensi tersebut, INFEST Talk 2025 hadir sebagai sebuah platform strategis dan inklusif yang dirancang untuk membuka ruang diskusi, berbagi pengalaman, dan memperluas wawasan tentang pentingnya pengelolaan keamanan digital secara menyeluruh. Dengan mengangkat tema “Cyber Management in Action for Securing Digital Transformation“, kegiatan ini bertujuan untuk mendorong kesadaran bersama bahwa transformasi digital yang berhasil harus dibangun di atas fondasi keamanan siber yang kuat.

INFEST Talk 2025 tidak hanya menghadirkan teori, tetapi juga pengalaman nyata dari para pakar di bidangnya, menjadikan acara ini sebagai wadah belajar yang relevan bagi siapa pun—baik praktisi, pelajar, akademisi, maupun masyarakat umum yang peduli dengan dunia digital.

Mengapa Cyber Management Penting dalam Transformasi Digital?

Transformasi digital bukan sekadar memindahkan dokumen ke format digital atau menggunakan perangkat lunak baru. Lebih dari itu, ini adalah proses perubahan menyeluruh yang mencakup cara kerja, sistem informasi, budaya organisasi, hingga struktur pengambilan keputusan. Dalam konteks ini, data menjadi aset yang sangat berharga, sementara perangkat digital dan jaringan menjadi jalur utama pertukaran informasi serta fondasi utama operasional sehari-hari.

Namun, seiring meningkatnya ketergantungan pada teknologi digital, risiko terhadap keamanan data dan sistem juga semakin besar. Laporan Global Cybersecurity Outlook 2023 yang dirilis oleh World Economic Forum mencatat bahwa 93% pemimpin keamanan siber dan 86% pemimpin bisnis memperkirakan akan terjadi gangguan signifikan akibat serangan siber dalam dua tahun ke depan. Temuan ini mencerminkan tingginya urgensi dalam membangun strategi pertahanan digital yang solid.

Ancaman seperti ransomware, phishing, serangan DDoS (Distributed Denial of Service), hingga teknik manipulasi berbasis social engineering kini semakin canggih dan terorganisir. Tidak lagi menjadi isu teknis semata, keamanan siber kini merupakan bagian integral dari tata kelola organisasi yang baik. Oleh karena itu, manajemen siber yang mencakup perumusan kebijakan keamanan, pelatihan berkelanjutan bagi sumber daya manusia, serta penerapan teknologi perlindungan yang mutakhir perlu dimasukkan dalam roadmap transformasi digital setiap organisasi.

Melalui pendekatan yang terencana dan kolaboratif, kita dapat memastikan bahwa transformasi digital yang dilakukan bukan hanya cepat dan efisien, tetapi juga aman, berkelanjutan, dan dapat dipercaya. INFEST Talk 2025 hadir untuk mendukung langkah tersebut, menjadi ruang belajar dan berbagi demi masa depan digital yang lebih siap menghadapi risiko.

Sesi Utama di INFEST Talk 2025

INFEST Talk 2025 dirancang tidak hanya sebagai ajang berbagi teori, tetapi juga sebagai ruang bertukar pengalaman nyata dan praktik terbaik (best practices) dari para pakar yang telah terjun langsung dalam dunia keamanan siber. Melalui dua sesi utama yang dikemas secara komunikatif dan informatif, peserta akan diajak memahami bagaimana pengelolaan keamanan digital dapat diterapkan secara strategis dan praktis di berbagai sektor.

1. Seminar Nasional

Pembicara:

  • Dr. Semi Yulianto, S.E., M.Kom  (Founder & CEO SGI Asia)

Dalam sesi ini, Dr. Semi Yulianto akan membagikan wawasan strategis mengenai pembangunan sistem keamanan informasi yang kuat dan adaptif di era digital saat ini. Beliau akan mengajak peserta untuk memahami pentingnya mengintegrasikan cybersecurity ke dalam visi jangka panjang organisasi, serta menerapkan budaya keamanan digital yang berkelanjutan, melalui perannya sebagai trainer international. Sesi ini akan diperkaya dengan contoh nyata dan studi kasus berdasarkan pengalaman yang Dr. Semi miliki di bidang cybersecurity, sehingga peserta dapat melihat langsung bagaimana teori dapat diimplementasikan dalam dunia nyata.

2. Talkshow

Narasumber:

  • 🎤 Rifqi Anugrah, S.Kom., M.Kom., CND., CPro.
    (Dosen Informatika Universitas Tanjungpura)
  • 🎤 Arif Rahsia Gumelar, S.Kom
    (Sandiman Ahli Muda, Diskominfo Kota Pontianak)

Sesi talkshow ini akan membuka ruang diskusi yang lebih santai namun tetap mendalam, dengan fokus pada pengalaman langsung dalam menghadapi tantangan keamanan siber di sektor pendidikan perguruan tinggi dan pemerintahan (e-government). Para narasumber akan berbagi bagaimana kondisi lapangan sering kali memunculkan tantangan unik—dari rendahnya pemahaman SDM terhadap ancaman digital, proses implementasi kebijakan keamanan informasi, hingga kondisi infrastruktur digital yang masih beragam di berbagai wilayah.

Diskusi ini menjadi sangat relevan dalam konteks otonomi daerah, di mana instansi pemerintahan menjadi ujung tombak dalam penyelenggaraan layanan publik digital yang aman dan terpercaya. Selain itu dari sisi perguruan tinggi, diskusi ini dapat memberikan latar belakang terkait keamanan siber, dimana juga dapat berguna bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin mendalami ilmu keamanan siber.

Tantangan Keamanan Siber dalam Era Transformasi Digital

Teknologi digital kini telah menjadi fondasi utama dalam mendukung operasional bisnis dan pelayanan publik. Inovasi seperti cloud computing, Internet of Things (IoT), dan Artificial Intelligence (AI) telah membantu berbagai sektor bekerja dengan lebih cepat, efisien, dan terhubung. Mulai dari sistem administrasi pemerintahan yang terpusat, pengelolaan data pelanggan di sektor swasta, hingga perangkat pintar di rumah tangga—semuanya adalah bagian dari kemajuan teknologi yang kini semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Namun, dibalik kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan, ada tantangan besar yang seringkali terabaikan, yaitu meningkatnya risiko keamanan digital. Semakin luas dan kompleksnya teknologi yang diadopsi justru memperbesar “attack surface” yakni titik-titik rentan yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang sistem digital.

Hal ini ditegaskan dalam sebuah studi berjudul Digital Transformation and Cybersecurity Challenges for Businesses yang dipublikasikan di jurnal Sensors (MDPI) pada tahun 2023. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa salah satu hambatan paling mendasar dalam menghadapi ancaman siber bukan hanya terletak pada aspek teknis, melainkan pada kurangnya kesadaran serta pelatihan keamanan yang memadai di kalangan pengguna. Selain itu, banyak organisasi mengalami kesenjangan antara kecepatan adopsi teknologi dengan kesiapan kebijakan dan infrastruktur keamanannya.

Dalam menghadapi realitas ini, para peneliti merekomendasikan agar organisasi tidak sekadar fokus pada digitalisasi, tetapi juga secara aktif mengintegrasikan manajemen risiko siber ke dalam setiap tahapan transformasi digital, mulai dari proses perencanaan awal, pengembangan sistem, implementasi teknologi, hingga pengelolaan operasional sehari-hari.

Pesan dari studi ini sangat jelas: keamanan siber adalah tanggung jawab bersama dan tidak bisa dianggap sebagai urusan “bagian IT saja”. Pemahaman dasar mengenai risiko digital, serta keterlibatan aktif dari seluruh lapisan organisasi dan masyarakat, menjadi kunci utama dalam membangun ekosistem digital yang aman, tangguh, dan berkelanjutan.

Kesimpulan

INFEST Talk 2025 bukan hanya sekadar seminar teknis, melainkan sebuah ruang edukatif yang inklusif dan terbuka untuk semua kalangan. Di tengah arus transformasi digital yang begitu cepat, kebutuhan untuk memahami keamanan siber tidak lagi terbatas pada kalangan IT atau profesional teknologi saja. Kini, siapapun—baik pelajar, mahasiswa, pegawai, akademisi, pelaku usaha, ASN, hingga masyarakat umum—perlu memiliki pemahaman dasar tentang pentingnya menjaga keamanan data dan sistem digital yang digunakan sehari-hari.

Acara ini dirancang agar dapat diikuti oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang pendidikan atau profesi. Dengan menghadirkan pembicara dan narasumber yang berpengalaman langsung di lapangan, INFEST Talk 2025 menyajikan materi yang dikemas secara komunikatif, aplikatif, dan relevan dengan kehidupan digital kita saat ini. Tujuannya sederhana namun krusial: membantu masyarakat memahami risiko digital yang ada, serta membekali mereka dengan pengetahuan dan strategi untuk menghadapinya dengan bijak.

Melalui pendekatan yang hangat, terbuka, dan mendorong dialog antar peserta, INFEST Talk 2025 diharapkan menjadi wadah bersama untuk belajar, berdiskusi, dan memperluas wawasan—tanpa sekat dan tanpa rasa sungkan. Kami percaya bahwa keamanan digital adalah tanggung jawab bersama, dan pemahamannya harus dapat diakses oleh siapa saja.

Jadi, mari bergabung dan jadilah bagian dari gerakan menuju transformasi digital yang lebih aman dan sadar risiko. INFEST Talk 2025 akan diselenggarakan pada tanggal 12 April 2025, terbuka untuk umum, tidak dipungut biaya, dan siap menyambut siapa pun yang ingin belajar bersama. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari diskusi penting ini!

🔗Link Pendaftaran: bit.ly/PendaftaranINFESTTalk2025

📞 Info lengkap: 

Jadilah bagian dari perubahan dan ikut serta membangun masa depan digital Indonesia yang aman, kuat, dan berkelanjutan!

Divisi Komunikasi dan Infomasi

Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Tanjungpura 2024/2025


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *